IBU
DAN HARAPANKU
Jalan hidup setiap manusia
memang telah ditakdirkan yang maha pencipta. Ada yang diciptakan dengan keadaan
yang baik, mulaik baik parasnya, baik tingkah lakunya sampai baik nasibnya.
Sebaliknya juga ada manusia yang diciptakan dengan keadaan yang tidak baik,
mulai paras yang kurang sedap dipandang, tingkah laku yang buruk dan nasib yang
buruk.
Inilah kehidupan, selalu ada
cerita yang berbeda setiap pribadi yang menjalaninya. Hidup adalah suatu
pengorban dan juga butuh perjuangan dalam menikmatinya. Manusia adalah salah
satu aktor utama yang bermain di panggung dunia yang tidak kekal ini. Kehidupan
dimulai ketika seorang ibu melahirkan seorang bayi yang akan tumbuh menjadi
seorang manusia.
Ahmad, itulah nama
panggilanku dari kecil hingga sekarang. Aku dilahirkan dari keluarga sederhana,
dari pasangan petani. Dalam segala keterbatasan saya dibesarkan hingga bisa
menikmati dunia yang semakin hari semakin tidak nyaman untuk di huni.
Sejak kecil saya selalu
dibiasakan hidup mandiri, mulai dari masuk TK saya sudah bisa mandi sendiri,
sarapan sendiri, berpakain sendiri. Ibu pergi ke pasar untuk menjual barang
dagangannya setiap pagi, sementara Bapak pergi kesawah mengolah sawahnya
setelah subuh. Berangkat ke sekolah pun dititipkan tetangga. Memang inilah yang
pernah aku rasakan semasa kecilku, hidup butuh perjuangan, ibu tidak pernah
mengajarkan hidup manja, bapak selalu mengajarkan hidup disiplin.
Pernah berpikir, kenapa aku
ada di dunia ini, untuk apa aku di dunia ini, lalu nanti aku akan jadi apa?, .
Pikiran ini telah aku rasakan semenjak aku hafal huruf abjad, huruf hijaiyah.
Kadang dikala tidak ada teman bermain, ku goreskan batu kapur ke tembok rumah
milik tetangga, dengan kreatif aku menulis kata – kata, dan menggambar
pemandangan gunung dengan dilengkapi dengan matahari yang bersinar cerah.
Mungkin waktu itu aku tak tau maksud yang aku gambar, tapi itulah hobiku sejak
kecil, Menggambar pemandangan gunung disertai matahari yang bersinar cerah.
Lagu pada masa kecil yang
menjadi kesukaanku adalah naik – naik ke puncak gunung dan Bintang kecil. Pada
masa kejayaan di TK, memang saya juga tergolong anak yang suka bernyanyi,
walaupun dengan suara yang kurang nyaring. Masa kanak – kanak dalam hidupku
terasa nikmat, hari – hari yang penuh kecerian, penuh tawa, suka bertengkar
tapi cepat akur kembali. Waktu memang tidak bisa di putar kembali, kini zaman
telah berganti, dahulu bermain kelereng, bermain petak umpet, bermain ular
tangga adalah suatu kenikmatan yang luar biasa.
Ibu, adalah orang tua yang
paling mulia dan berjasa dalam hidupku, aku tak menyangka ibu yang hanya
lulusan SMP. Namun mampu menjadikan anaknya menjadi seorang sarjana. Do’a
paling ampuh adalah do’a ibu, dengan do’a ibu kepada anaknya, ibu mampu
menentukan anak menjadi baik dan bahkan bisa juga menjadikan anak buruk.
Seperti kata syair, kasih ibu
kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Ternyata ungkapan seperti ini memang
benar adanya. Ibu merawat kita untuk menjadi anak yang tumbuh, berkembang dan
bisa hidup enak. Sungguh ironi bila ada seorang anak yang berani pada ibunya,
samapi ada yang membentak, menganiaya bahkan sampai membunuh. Setiap Ibu pasti
berharap punya anak yang baik, anak yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Tidak ada ibu yang ingin anaknya menjadi orang jahat. Bahkan menjadi patung
seperti dalam dongeng maling kundang.
Gunung dan matahari, secara
fisik gunung itu menjulang tinggi ke atas, sementara matahari itu selalu
menyinari bumi tanpa mengharap balasan. Mungkin sejak kecil kenapa aku suka
menggambar gunung dengan matahari, menyanyi naik – naik ke puncak gunung.
Ternyata aku baru sadar, dari apa yang telah aku biasakan itu telah menyimpan
makna yang besar. Menyimpan arti Filosofis yang sangat dalam.
Kedisiplinan, ketekunan, yang
diajarkan ibu sejak kecil ternyata tidak sia – sia. Ibu dengan segala
perjuangannya talah menjadikan aku pribadi yang tangguh, pribadi yang kuat.
Tahan atas badai gelombang arus hedonisme. Sejak kecil ibu telah menanamkan
sebuah bibit yang tidak ternilai harganya. Bibit itu bernama harapan, ibu
menanamkan agar aku kelak menjadi orang yang berderajat tinggi, bisa bermanfaat
bagi sesama dan ikhlas menjalani hidup. Harapan itu harus menjulang tinggi
seperti gunung dan harapan itu harus tetap bersinar terang seperti matahari.
Allahummaghfirli, dunuubii,
waliwalidayya, warkhamhuma kamaa robbayani shoghiro.......Selamat Hari
Ibu...........22 Desember 2015........#bersambung
#Secuil Kenangan Penulis
Ah. Khoyin, S.Pd.I
クイーンカジノ クイーンカジノ 11bet 11bet 188bet 188bet 카지노 카지노 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 fun88 soikeotot fun88 soikeotot matchpoint matchpoint 카지노사이트 카지노사이트 クイーンカジノ クイーンカジノ 700
ReplyDelete