adsbygoogle.js'/> PENGEMBANGAN KURIKULUM | Tulisan Khozin_99
Home » » PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Written By Khozin_99 on Wednesday 1 January 2014 | 1/01/2014 04:50:00 pm

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, salah satu hal yang paling berperan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam pendidikan di masa modern saat ini. Negara kita Indonesia telah menerapakan berbagai bentuk kurikulum untuk memajukan pendidikan.
Dengan adanya kurikulum yang baik, diharapkan tercipta pendidikan berkualitas dan menghasilkan siswa yang terdidik yang bekualitas. Demi menciptakan kurikulum yang baik, diperlukan pengembangan kurikulum sesuai kemajuan zaman. Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan menciba menjelaskan secara rinci tentang pengembangan kurikulum.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis kemudian merumuskan beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah :
1.      Apa pengertian Pengembangan kurikulum itu ?
2.      Apa prinsip – prinsip pengembangan kurikulum ?
3.      Apa Landasan Pengembangan kurikulum ?
4.      Bagaimanaka pendekatan pengembangan kurikulum itu ?
C.    Tujuan Pembahasan
Dalam pembahasan makalah ini penulis mempunyai 2 tujuan yaitu :
1.      Tujuan Umum
a.       Untuk mengetahui pengertian Pengembangan kurikulum
b.      Untuk mengetahui prinsip – prinsip pengembangan kurikulum
c.       Untuk Mengetahui Landasan Pengembangan kurikulum
d.      Untuk mengetahui pendekatan pengembangan kurikulum
2.      Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan kurikulum PAI.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengembangan Kurikulum
Secara umum pengembangan kurikulum adalah seluruh proses pengembangan kurikulum atau perbaikan dari kurikulum yang sudah ada.
Namun pada dasarnya pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Ada beberapa tokoh mendefinisikan makna / pengertian kurikulum. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Sukmadinata,
Pengembangan kurikulum berarti penyusunan kurikulum yang telah ada (curiculum constructioan) atau juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curiculum improvement). Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum  adalah menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar – dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis – garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman – pedoman pelaksanaan (macro curiculum).
2.      Menurut Wina Sanjaya,
Pengembangan kurikulum adalah penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaiman cara mempelajarinya.
3.      Menurut Arif Furchan,
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan menghasilkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum.
4.      Menurut Zais,
Pengembangan kurikulum diartikan sebagai “ ..the processes of contructing and implementing curricula”. Yang Maksudnya pengembangan kurikulum adalah sebagai proses perencanaan menetapkan berbagai kebutuhan, mengadakan indentifikasi tujuan – tujuan dan sasaran, menyusun persiapan intruksional, memenuhi segala persyaratan kebudayaan sosial dan pribadi yang dilayani kurikulum.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pengembangan kurikulum adalah suatu rangkaian kegiatan untuk membuat suatu kurikulum, melaksanakannya, menilai dan menyempurnakan kurikulum.

B.     Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
Secara gramatikal prinsip berarti azas dasar , keyakinan dan pendirian. Prinsip memiliki suatu yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dalam pengembangan kurikulum perlu juga memperhatikan beberapa prinsip agar proses pengembangan kurikulum membuahkan kurikulum yang optimal dan relevan dengan tuntutan masyarakat.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, berikut ini ada beberapa prinsip pengembangan kurikulum menurut bebrapa tokoh :
1.      Menurut Sukadinata, prinsip pengembangan kurikulum dikelompokkan menjadi 2, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum meliputi :
a.       Prinsip relevansi adalah prinsip antara komponen – komponen yang membentuk kurikulum saling mengait dan terpadu.
b.      Prinsip fleksibel adalah kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel, terutama yang berkaitan dengan implementasinya.
c.       Prinsip kontiunitas adalah terjadinya proses pengembangan komponen – komponen kurikulum secara berkesinambungan.
d.      Prinsip kepraktisan adalah serangkaian pengembangan kurikulum mudah diikuti dan dilaksanakan.
e.       Prinsip efektifitas adalah kurikuklum bebrbasis kompetensi harus mampu menghasilkan atau menyiapkan lulusan yang memenuhi harapan masyarakat penggunanya.
Prinsip khusus meliputi :
a.       Prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan.Artinya bahwa perumusan komponen – komponen kurikulum harus mengacu pada tujuan pendidikan baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
b.      Prinsip berkenaan dengan  pemilihan isi pendidikan.
c.       Prinsip berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar.
d.      Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran.
e.       Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
2.      Menurut Wina sanjaya, agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, pengembangan kurikulum harus mengacu pada prinsip – prinsip berikut :
a.       Prinsip Relevansi adalah kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ada dua macam relevansi yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal.
                                                        i.            Relevansi internal adalah bahwa kurikulum itu harus memiliki keserasian antara komponen – komponennya yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai , isi, materi, strategi atau alat yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan.
                                                      ii.            Relevansi eksternal adalah keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.      relevan dengan lingkungan hidup peserta didik
2.      relevan dengan perkembangan zaman  sekarang maupun dengan yang akan datang
3.      Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan.
b.      Prinsip Fleksibilitas adalah kurikulum itu harus bisa dilasanakan sesuai kondisi yang ada. Prinsip fleksibiltas ini memeiliki dua sisi yaitu fleksibel bagi guru dan fleksibel bagi murid.
c.       Prinsip kontiunitas adalah dijaganya saling keterkaitan dan berkesinambungan  antara materi pelajaran pada berbagi jenjang dan jenis program pendidikan.
d.      Efektivitas adalah prinsip yang berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektivitas dalam pengembangan kurikulum, pertama yaitu efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum didalam kelas. Kedua yaitu efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
e.       Efesiensi adalah prinsip yang berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diproleh.



C.    Landasan Pengembangan Kurikulum
Ada  tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofis, psikologis, dan landasan sosiologis – teknologis. Ketiga landasan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.      Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum
Sebagai suatu landasan yang fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat macam fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
a.       Pendidikan dan filsafat
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengembangan semua aspek kepribadian manusia, baik aspek pengetahuan, nilai dan sikap, maupun ketrampilan. Filsafat sebagai sistem nilai harus menjadi dasr dalam menentukan tujuan pendidikan. Artinya pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik suatu masyarakat akan tercemin pada tujuan pendidikan yang harus dicapai.
b.      Filsafat sebagai proses berfikir
Filsafat sering diartikan sebagai cara berpikir yang radikal logis dan universal. Orang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya mencari dan menemukan kebenaran. Ada lima aliran utam dalam filsafat yaitu perenialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme.
2.      Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut sanjaya landasan psikologi yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum adalah psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
a.       Psikologi perkembangan anak
Salah satu hal yang perlu diketahui tentang anak adalah masa – masa perkembangan mereka. Teori perkembangan siswa yang banyak digunakan adalah teori perkembangan kognitif. Menurut Piaget kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak. Menurut Piaget ada 4 tahapan fase perkembangan kognitif, yaitu :
1)      Sensorimotor yang berkembang dari mulai usia lahir ampai 2 tahun
Kemamouan kognitif yang dimiliki anak pada masa ini merupakan intelegensi dasar yang amat berarti dan menentukan untuk perkembangan kognitif selanjutnya.
2)      Praoperasional, mulai dari usia 2 sampai 7 tahun.
Pada masa ini perkembangan kognitif anak ditandai denga beberpa ciri. Pertama, adanya akan tetap eksis suatu benda. Kedua, kemampuan anak dalam berbahasa mukai berkembang. Ketiga, anak mulai mengetahui perbedaan antara objek – objek sebagai suatu bagian dari individu atau kelasnya. Keempat, pandangan terhadap dunia yang bersifat animistik. Kelima , pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi lingkungan yang dipengaruhi sifatnya yang egocentrik.
3)      Operasional konkret, berkembang dari usia 7 sampai 11 tahun.
Pada masa ini pikiran anak terbatas pada objek – objek yang ia jumpai dari pengalaman – pengalaman langsung.
4)      Operasional formal, yang dimulai dari usia 11 sampai dengan 14 tahun ke atas.
Pada masa ini pola pikir anak sudah sistematik dan meliputi proses – proses yang kompleks.
b.      Psikologi belajar
Pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar karena pada dasrnya kurikulum isusun untuk memebelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku, seperti teori hakekat manusia dan pembelajaran, teori belajar behavioristik, konstruktivistik dan humanistik.
Teori hakekat manusia dan pembelajaran seperti pandangan John Lock, bahwa manusia merupakan organisme yang pasif. Berbeda dengan pandangan Locke, Leibnitz menganggap bahwa manusia adalh organisme aktif.
Teori belajar behavioristik, memandang bahwa belajar pada hakikatnya adalh pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak antara stimulus dan respon. Sedangkan teori kognitif memandang bahwa belajar adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap individu.
3.      Landasan Sosiologis-teknologis dalam pengembangan kurikulum
Menurut Jeanne H. Ballantine pendidikan memiliki fungsi sebagai tempat belajar budaya dan anggota masyarakat yang produktif.  Siswa di sekolah belajar yang benar dan salah, nilai – nilai dan peran di masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat yang mengalami perubahan cepat, sekolah harus mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi keadaan budaya yang tidak diramalkan dengan tepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil kemampuan berfikir manusia telah membawa umat manusia pada masa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sesuai dengn perubahan dan lompatan –lompatan yang sangat cepat itu, maka kurikulum yang berfungsi sebagai alat pendidikan, harus terus – menerus diperbaharui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya.

D.    Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seorang terhadap suatu proses tertentu. Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pendekatan kurikulum, yaitu :
1.      Pendekatan Top Down disebut juga pendekatan administratif adalah pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara – negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi. Pendekatan ini bisa dilakukan baik untuk menyusun kurikulum yang benar – benar baru (Curiculum Construction) ataupun penyempurnaan kurikulum yang ada (curiculum improvement). Prosedur kerja pengembangan kurikulum model ini dilakukan sebagai berikut :
a.       Langkah pertama, dimulai dengan pembentukan tim pengarah oleh penjabat pendidikan.
b.      Langkah kedua, menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau rumusan – rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah.
c.       Langkah ketiga, apabila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim atau kerja kelompok, selanjutnya hasilnya diserahkan kepada tim perumus untuk dikaji dan diberi catatan – catatn atau dievaluasi.
d.      Langkah keempat, para adaministrator selanjutnya memerintahkan kepada setiap sekolah untuk mengimplementsikan kurikulum yang telah tersusun.
Oleh karena itu, proses pengembangan kurikulum dengan pendekatan top down dinamakan juga dengan sistem komando.
2.      Pendekatan Grass Roots adalah pengembangan kurikulumdari bawah ke atas, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dariguru – guru sebagai implementer. Pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum (Curiculum improvement). Pendekatan grass roots sangat mungkin terjadi di negara – negara yang menerapkan sistem desentralisasi. Syarat pendekatan grass roots harus memenuhi dua syarat, yaitu : Pertama, kurikulum harus bersifat lentur. Kedua guru memiliki sikap profesional yang tinggi disertai kemampuan yang memadai.
Ada beberapa Langkah penyempurnaan kurikulum menggunakan pendekatan grass roots.
a.       Menyadari adanya masalah.
b.      Mengadakan refleksi, yaitu berusaha mencari penyebab munculnya masalah tersebut.
c.       Mengajukan hipotesis
d.      Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat dan dapat dilakukansesuai dengan dan kondisi lapangan.
e.       Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya secara terus – menerus hingga terpecahkan masalah yang dihadapi.
f.        Membuat dan menyusun laporan hasil pelaksanaan pengembangan melalui grass roots.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengembangan kurikulum adalah suatu rangkaian kegiatan untuk membuat suatu kurikulum, melaksanakannya, menilai dan menyempurnakan kurikulum.
2.      Prinsip pengembangan kurikulum
a.       Menurut Sukadinata, prinsip pengembangan kurikulum dikelompokkan menjadi 2, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum meliputi : Prinsip relevansi, prinsip fleksibel, prinsip kontiunitas, Prinsip kepraktisan, dan prinsip efektifitas.
Prinsip Khusus meliputi : Prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, Prinsip berkenaan dengan  pemilihan isi pendidikan, Prinsip berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar, Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran, Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
b.      Menurut Wina sanjaya, ada bebrapa prinsip yaitu : Prinsip relevansi, prinsip fleksibel, prinsip kontiunitas, Prinsip kepraktisan, dan prinsip efektifitas.
3.      Landasan pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, psikologis dan sosiologis-teknologis.
4.      Pendekatan dalam perkembangan kurikulum bisa diterapkan adalah pendekatan top down dan pendekatan grass root.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap para membaca faham tentang pengembangan kurikulum yang dibahas penulis dan kemudian bisa memberikan saran dan kritik yang membangun untuk penulis.



Daftar Pustaka

§  Asrohah, Hanun. Alamsyah Anas Amin. Buku ajar Pengembangan kurikulum


Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Tulisan Khozin_99 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger