Pernahkah kita merasa sangat lelah, sampai muncul pikiran: untuk apa lagi berjuang? Apalagi saat sakit tak kunjung sembuh, atau gelap tak kunjung pergi. Tapi justru di titik itulah, ikhtiar bukan hanya penting—ia menjadi bentuk tertinggi dari iman.
Ikhtiar bukan jaminan hasil. Tapi ia adalah cara kita berkata pada Tuhan: aku masih percaya. Masih berbaik sangka pada takdirNya. Masih menggenggam harapan, meski ujungnya tak tampak. Masih berjalan, meski langkah tertatih. Maka bagi yang sakit, jangan berhenti berharap. Harapan bukan cuma soal sembuh, tapi makna hidup yang masih bisa diperjuangkan di tengah luka.
Saat depresi datang dan pikiran gelap menyelinap… ingatlah: itu bukan suara kebenaran, tapi jeritan keputusasaan yang ingin menutup semua pintu sebelum kita sempat mengetuknya. Agama tak datang untuk menghakimi lelahmu, tapi untuk memelukmu dan berkata: “La taqnathu min rahmatillah”—jangan putus asa dari rahmat-Nya. Sebab pertolongan sering datang di satu tarikan napas terakhir yang masih coba kita pertahankan.
Ikhtiar adalah bentuk penghambaan. Seperti Ayyub yang tetap berdoa meski sakit bertahun-tahun, atau Yunus yang berseru dari perut ikan. Mereka tak menyerah. Mereka tetap bergerak, meski ruangnya sempit dan gelap.
Kalau di titik terendah pun kita wajib ikhtiar, apalagi saat masih sehat, masih punya waktu dan tenaga—meski sedang galau atau dirundung masalah. Jangan menye-menye.
Termasuk dalam urusan cinta.
Ikhtiar itu bukan memaksa. Kalau dia sudah berpaling, jangan terus kejar atas nama “pejuang cinta sejati.” Tuhan tak menyuruh kita mengejar yang tak menginginkan kita. Hormati dirimu. Hargai penolakannya.
Tapi jika kamu telah dipertemukan dengan yang tepat—yang hadir bukan untuk mengisi kekosongan, tapi untuk tumbuh bersama dalam kebaikan—maka berikhtiarlah sepenuh hati. Jaga dia. Doakan dia. Cintai dia dg cara yg dewasa, bukan dengan praduga-prasangka.
Karena cinta sejati, seperti ikhtiar sejati—lahir bukan dari putus asa, tapi dari keyakinan: yang terbaik selalu layak diperjuangkan.
Dan itulah sebabnya, sayang…
ikhtiarku menjaga cinta kita—telah lama menjadi bagian dari tahajudku.
0 komentar:
Post a Comment