adsbygoogle.js'/> Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek ( Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 ) | Tulisan Khozin_99
Home » , » Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek ( Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 )

Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek ( Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 )

Written By Khozin_99 on Monday, 28 April 2025 | 4/28/2025 10:03:00 am



Isi kandungan Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan hadis terkait Berpikir Kritis, di antaranya: 
  1. Penciptaan alam semesta, dan silih bergantinya siang dan malam, pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan segala isinya, semua itu jangan dijadikan sebagai peristiwa biasa, tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, sehingga keberadannya dapat diambil sisi positif dan negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki seseorang. 
  2. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus semakin menumbuhkan kedekatan (taqarrub) kepada Allah Swt. Itu artinya, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, hidupnya harus semakin baik dan benar di sisi Allah Swt., termasuk semua nikmat yang diterima, pasti akan diminta pertanggungjawaban. 
  3. Berpikir menjadi ciri khas manusia. Disebabkan kemampuan berpikir, manusia menjadi makhluk yang dimuliakan Allah Swt. 
  4. Peran sebagai khalifah, diamanahkan kepada manusia, karena faktor berpikir juga. Karena kemampuan berpikirlah, ilmu pengetahuan dan teknologi akan diserap didapat dan ditemukan. 
  5.  Berpikir (الفكر(, berarti kekuatan yang menembus suatu obyek, sehingga menghasilkan pengetahuan. Jika pengetahuan itu, didukung bukti-bukti kuat dinamakan علم/‘ilm. Jika buktinya belum meyakinkan, namun kebenarannya lebih dominan, disebut ّ ظن) dhann/dugaan). Selanjutnya, jika kemungkinan benar dan salahnya seimbang disebut ّ شك) syakk/keraguan). 
Isi kandungan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 dan hadis terkait  Mencintai Iptek, di antaranya: 
  1. Rajin, cinta, dan semangat menuntut ilmu itu mutlak dilakukan, tetapi penting sekali melakukan seleksi ilmu dan guru, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, akibat kebodohan diri, atau dibodohi pihak lain. 
  2. Membaca itu berkaitan dengan qalam (pena) sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusi walaupun mereka berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. 
  3. Setiap orang harus bercita-cita memiliki iptek yang tinggi, sebagaimana peran para ulama, sehingga sampai kini, meski sudah wafat, ilmu masih bermanfaat untuk generasi akan datang, dan harus menjadi kesadaran bersama, bahwa untuk menjadi ulama itu bukan hal mudah. 
  4. Saat ini, semakin sedikit ulama akibat diwafatkan oleh Allah Swt. dan itu berpengaruh kepada hilangnya ilmu yang dimiliki para ulama yang berakibat bagi kehidupan, sehingga semakin susah menemukan teladan yang dapat dicontoh. 
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Tulisan Khozin_99 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger