- Dinul Islam terdiri dari 3 pokok/rukun. Pertama: Akidah, yaitu pokok-pokok ajaran tentang keimanan yang dikenal dengan sebutan 6 Rukun Iman. Kedua; Syariah, yakni pokok-pokok ajaran tentang hukum Islam yang dikenal dengan istilah 5 Rukun Islam. Selanjutnya Ketiga: Akhlak, yaitu tata, etika atau moralitas hidup manusia yang bersumber dari wahyu Allah Swt.
- Iman itu memiliki 63 cabang atau bagian. Di antara cabang iman yang dibahas, sesuai materi ajar ada 4 cabang iman, yakni: (1) Memenuhi Janji, (2) Mensyukuri Nikmat, (3) Memelihara Lisan, dan (4) Menutupi Aib Orang Lain.
- Memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu beriman atau tidak. Janji itu harus ditepati dan dipenuhi, dan setiap janji akan diminta pertanggung jawaban. Memenuhi janji menjadi faktor penting keberhasilan dan kesuksesan seseorang.
- Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati. Bentuk syukur bisa berupa pujian atau pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui ucapan, sikap, dan perilaku.
- Lidah atau lisan menjadi bagian tubuh yang sangat berharga. Melalui lisan yang tidak tertata, muncul pertengkaran dan perselisihan. Lisan juga, bisa membuat malapetaka yang besar, bahkan pembunuhan yang tidak terkira akibatnya.
- Sebaliknya, melalui lisan juga, muncul pelbagai macam kedamaian, kesejukan, cinta dan harapan yang tersemai di lubuk jiwa untuk satuan, puluhan, ribuan, jutaan bahkan milyaran umat manusia. Saat ini, masih banyak manusia yang tetap memelihara harapan, meski kondisinya memprihatinkan dan mengenaskan, karena masih percaya kepada janji-janji yang disampaikan.
- Lidah dan lisan kita harus dijaga betul. Tipis sekali perbedaan antara bahagia dan celaka serta senang susah, hanya dari penggunaan lidah. Apalagi jika dikaitkan dengan ajaran Islam yang sudah memberi rambu-rambu dalam penggunaan lidah.
- Aib adalah cela, noda, dan perilaku hina. Jika aib itu terbuka, maka sama saja dengan menaruh arang di muka. Jadi, yang bersangkutan sudah dibuka aibnya, sehingga akan merasa sangat malu, hancur lebur martabat dan nama baiknya, seakan-akan sudah runtuh hidupnya.
- Begitu beratnya aib yang dibuka, maka siapa pun kita, jika mengetahui aib, maka hendaklah kita menutupi dan menyimpan rapat-rapat aib tersebut, jangan sampai malah disebar ke khalayak ramai. Seperti diri kita sendiri yang tidak ingin aibnya diketahui pihak lain.
- Di antara penyalahgunaan teknologi, orang begitu mudah membuka aib orang lain. Boleh jadi dilatarbelakangi rivalitas (persaingan), persinggungan kepentingan, bahkan sifat iri dengki. Saat ini, orang begitu mudah tumbang nama baik dan martabatnya dari penyalahgunaan media sosial (medsos), baik dari WhatsApp, Twitter, Instagram maupun Facebook, Telegram, bahkan Blog.
Home »
Agama
,
PAI
» Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain
Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain
Written By Khozin_99 on Monday, 28 April 2025 | 4/28/2025 10:09:00 am
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment