A.
Asbabunuzul QS. Al-Alaq dan QS.
Al-Mu’minun.
1.
Asbabunuzul Surah Al-Alaq
Surat Al-Alaq terdiri atas 19 ayat, diturunkan
di Mekah (Makkiyah). Dalam surat Al-Alaq ini dibicarakan tentang penciptaan
manusia dari Al-Alaq (segumpal darah) hingga nasibnya di akhirat nanti.
Sehingga surat Al-‘Alaq ini tidak ubahnya seperti Al-syarh wa Al-bayan
(penjelasan dan keterangan). Ayat pertama sampai kelima adalah ayat yang
diturunkan pertama kali oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw, yaitu pada waktu
ia berkhulwat di gua Hira’.
Asbabunuzulnya adalah adanya
problema aktual yang dihadapi ummat yang menjadi sebab umat tersebut jatuh
kedalam lubang jahiliyah, yaitu :
1)
Karena mereka menyekutukan Tuhan (syirik);
2)
Karena mereka tidak mengetahui tentag siapa dirinya dan apa tugas yang
harus dilakukan;
3)
Karena mereka membiarkan dirinya berada dalam kebodohan[1].
2.
Asbabun Nuzul Surah Al-Mu’minun.
Surat Al-Mu’minun
diturunkan Allah SWT untuk mengingatkan orang-orang musyrikin yang ingkar dan
sombong tentang apa yang mereka ciptakan, agar mereka mengetahui asal-usul
mereka yang berasal dari tanah : Barang siapa yang mengingkari hal ini, sungguh
ia telah kufur terhadap pengkabaran dari Allah SWT[2].
B.
Penjelasan QS. Al – Alaq dan QS. Al –
Mu’minun ayat 12 – 17
1. Terjemahan QS . Al – Alaq[3]
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ Hxx. ¨bÎ) z`»|¡SM}$# #ÓxöôÜus9 ÇÏÈ br& çn#uä§ #Óo_øótGó$# ÇÐÈ ¨bÎ) 4n<Î) y7În/u #Ótëô_9$# ÇÑÈ |M÷uäur& Ï%©!$# 4sS÷Zt ÇÒÈ #´ö7tã #sÎ) #©?|¹ ÇÊÉÈ |M÷uäur& bÎ) tb%x. n?tã #yçlù;$# ÇÊÊÈ ÷rr& ttBr& #uqø)G9$$Î/ ÇÊËÈ |M÷uäur& bÎ) z>¤x. #¯<uqs?ur ÇÊÌÈ óOs9r& Ls>÷èt ¨br'Î/ ©!$# 3tt ÇÊÍÈ xx. ûÍ.s! óO©9 ÏmtG^t $Jèxÿó¡oYs9 ÏpuϹ$¨Z9$$Î/ ÇÊÎÈ 7puϹ$tR >pt/É»x. 7py¥ÏÛ%s{ ÇÊÏÈ äíôuù=sù ¼çmtÏ$tR ÇÊÐÈ äíôuZy spuÏR$t/¨9$# ÇÊÑÈ xx. w çm÷èÏÜè? ôßÚó$#ur >ÎtIø%$#ur ) ÇÊÒÈ
Artinya :
1. Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas,
7. Karena
dia melihat dirinya serba cukup.
8. Sesungguhnya
Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9. Bagaimana
pendapatmu tentang orang yang melarang,
10. Seorang
hamba ketika mengerjakan shalat
11. Bagaimana
pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
12. Atau
dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
13. Bagaimana
pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
14. Tidaklah
dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
15. Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik
ubun-ubunnya
16. (yaitu)
ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17. Maka
Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18. Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah
19. Sekali-kali
jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu
kepada Tuhan).
2. Penjelasan QS. Al – Alaq
a. Ayat pertama: Secara harfiah kata
qara’ berarti menghimpun huruf-huruf dan kalimat yang satu dengan yang lain dan
membentuk bacaan, sedangkan menurut Al-Maraqhi secara harfiah ayat tersebut
dapat diartikan jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan
kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak
melakukannya. Mengandung perintah agar manusia memiliki keimanan. Ayat pertama
ini sangat erat dengan objek, sasaran dan tujuan pendidikan.
b. Ayat kedua: Secara harfiah
Al-Alaq berarti darah beku. Menurut Al-Maraqhi, ayat tersebut menjelaskan bahwa
Dialah Allah (Allah) yang menjadikan manusia dari segumpal darah menjadi
makhluk yang paling mulia, dan selanjutnya Allah memberikan potensi (al-Qudrah)
untuk berasimilasi dengan segala sesuatu yang ada di alam jagad raya yang
selanjutnya bergerak dengan kekuasaan-Nya, sehingga ia menjadi makhluk yang
paling sempurna, dan dapat menguasai bumi dengan segala isinya.
c. Ayat ketiga: Menurut Al-Malaqhi,
pengulangan kata Iqra’ didasarkan bahwa membaca tidak akan membekas dalam jiwa
kecuali dengan di ulan-ulang dan membiasakannya, kata iqra’ memiliki arti
sangat luas seperti mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi,
membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan membuktikan. Semua terkait proses
mendapatkan dan memindahkan ilmu.
d. Ayat ke 4 & 5 :Kata Al-Qalam seperti
dikemukakan Al-Raqhib Al-Asfahani berarti potongan dari sesuatu yang agak keras
seperti kuku dan kayu yang secara khusus yang digunakan untuk menulis,
sedangkan dalam tafsir Al-Maraqhi ayat tersebut menjelaskan bahwa dialah Allah
yang menjadikan qalam sebagai media yang digunakan manusia untuk memahami
sesuatu sebagaimana mereka memahami melalui ucapan.
e. Ayat ke 6 – 13 : Menjelaskan sifat-sifat negatif
manusia yaitu : melampaui batas taqha atau cyatqha, merasa diri sudah cukup (istiqhna)
merasa tak membutuhkan lagi bantuan orang lain, dan menghalangi orang lain
berbuat baik (yanha).
f. Ayat ke 14 – 19 : Berbicara
tentang kekuasaan Allah dan balasan-Nya yang akan ditimpahkan Allah SWT kepada
orang-orang yang berbuat jahat, Allah SWT mengetahui segala perbuatan yang
dilakukan manusia, mereka yang melakukan perbuatan yang buruk akan mendapatkan
azab dari Allah yang ditugaskan kepada malaikat Jabaniah[4].
3. Terjemahan QS. Al – Mu’minun ayat
12 – 17[5]
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºs tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# cqèWyèö7è? ÇÊÏÈ ôs)s9ur $oYø)n=yz óOä3s%öqsù yìö7y t,ͬ!#tsÛ $tBur $¨Zä. Ç`tã È,ù=sø:$# tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐÈ
Artinya :
12. Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
13. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu
sekalian benar-benar akan mati.
16. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
17. Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah
langit); dan kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
4. Penjelasan QS. Al – Mu’minun ayat 12 – 17
:
Ayat diatas menerangkan
tahap-tahap penciptaan manusia mulai dari sari pati yang (berasal) dari tanah,
yaitu makanan. Kemudian sari-sari makanan menjadi air mani. Yang tumbuh dalam rahim setelah
bertemu sel telur. Kemudian air mani
tumbuh menjadi segumpal darah. Kemudian menjadi segumpal daging, kemudian
menjadi tulang-belulang lalu dibungkus
dengan daging dan akhirnya menjadi bentuk manusia.
C.
Isi kandungan QS. Al – Alaq dan
QS. Al – Mu’minun ayat 12 – 17 Dengan Nilai Pendidikan
a.
Kandungan QS.
Al – Alaq.
1)
Ayat ke-1:
Ayat ini mengandung perintah agar mamusia
memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan
kehendak Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu
pengetahuan. Ayat-ayat Allah terdiri dari yang tertulis (Al-Qurán), tidak
tertulis (keadaan jagat raya), dan yang ada pada diri manusia. Dari berbagai
ayat tersebut jika telaah secara cermat, diobseravasi, diidentifikasi,
dikategorikan, dibandingkan, dianalisa, dan disimpulkan dapat menghasilkan ilmu
pengetahuan[6]. Membaca ayat-ayat
Allah didalam Al-Qurán dapat menghasilkan ilmu agama Islam seperti; Fiqh,
Tauhid, Akhlak dsb. Membaca ayat-ayat Allah yang ada di jagat raya dapat
menghasilkan sains seperti Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Geologi, Botani,
dsb. Selanjutnya membaca ayat-ayat Allah yang ada pada diri manusia dari
segi fisiknya menghasilkan ilmu kedokteran, ilmu tentang raga, dan dari
segi tingkah lakunya menghasilkan ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi,
antropologi, dsb. Pemanfaatan ilmu-ilmu tersebut harus ditujukan dengan
mendekatkan diri dan terus beribadah kepada Allah SWT.
2)
Ayat ke- 2:
Ayat kedua ini mengandung
informasi tentang pentingnya memahami asal-usul proses dan kejadian manusia
dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Untuk itu kesadaran manusia
dapat timbul dalamn dirinya agar kelak diakhirat kita dapat mempertanggung
jawabkan segala perbuatan kita selama didunia. Dalam ayat ini juga dapat
kita rumuskan tujusn pendidikan yaitu, adalah upaya membina jasmani dan rohani
manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga
dapat melahirkan manusia yang seutuhnya. Pelajaran agama misalnya untuk
ditujukan untuk membina sikap keberagaman, pelajaran matematika ditujukan untuk
membina potensi berpikir, pelajaran sejarah ditujukan untuk membina potensi
bermasyarakat,dsb.
3)
Ayat ke- 3:
Dalam ayat ketiga ini mengandung
arti tentang mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan,
menganalisa, menyimpulkan, membina, dan membuktikan. Dengan demikian ayat ini
erat kaitannya dengan metode pendidikan. Sebagaimana halnya dijumpai pada
metode Iqra dengan sifat Tuhan yang Maha Mulia.
4)
Ayat ke- 4 & 5:
Didalam ayat ini mengandung pengertian tentang
al-qalam yaitu sesuatu yang agak keras seperti kuku dan kayu, yang secara
khusus digunakan untuk menulis. Menurut Al-Maraghi al-qalam adalah dan alat
yang keras yang tidak mengandung unsur kehidupan, dan tidak pula mengandung
unsur pemahaman. Maksudnya disini ialah al-qalam adalah sesuatu yang bias
digunakan oleh manusia untuk mengetahui atau mengembangkan ilmu pengetahuan
dengan mudah melalaui al-qalam tersebut. Jadi al-qalam adalah alat-alat yang
digunakan untuk menyimpan sesuatu, misal pada perkembangan saat ini yaitu alat
pemotret berupa kamera, alat penyimpan data berupa komputer, alat perekam
berupa recording, mikro film, video compact disc (VCD), dll. Berupa alat yang
dapat menunjang pendidikan.
5)
Ayat ke- 6-13:
Pada ayat ini berisi tentang
asal-usul kejadian manusia beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif.
Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka merumsukan tujuan, materi dan
metode pendidikan. Berdasarkan kandungan pada surat ini tujuan pendidikan Islam
nya yaitu manusia harus diarahkan untuk memilki kesadaran dan tanggung jawab
sebagai makhluk yang selalu harus beribadah kepada Allah SWT dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat kelak. Untuk itu manusia harus
dididik dengan menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang
tidak hanya memuat materi pendidikan agama, tetapi harus memuat materi
pendidikan umum. Karna pendidikan agama dan pendidikan umum sama-sama
dibutuhkan oleh manusia.
6)
Ayat ke- 14-19:
Pada pada ayat ke 14-19 ini
berisi tentang kekuasaan Allah, yaitu bahwasannya Ia Berkuasa untuk menciptakan
manusia, serta memberikan nikmat dan karunia berupa memberikan kemampuan
membaca kepada Nabi Muhammad SAW, walaupun sebelumnya Beliau belum pernah
belajar membaca. Selain itu sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala
sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia serta Allah berhak memberikan
balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatan manusia tersebut. Dari uraian
tersebut dapat diambil kesimpulan tentang Pendidikan yaitu merumuskan tujuan
pendidikan, yaitu agar manusia senantiasa menyadari dirinya sebagai ciptaan
Allah yang harus patuh dan tunduk pada-Nya
.
b. Kandungan QS. Al – Mu’minun ayat 12 – 17.
Pada ayat 12-17 ini menjelaskan tentang terbuktinya dengan apa yang
dijelaskan berdasarkan analisis ilmu pengetahuan. Namun yang terpenting dari
itu bukanlah terletak dari ajaran al-Qurán dengan ilmu pengetahuan, tetapi yang
terpenting adalah timbulnya kesadaran pada diri manusia, bahwa dirinya adalah
makhluk ciptaan Allah SWT dan selanjutnya harus bertanggungjawab atas
perbuatannya kelak diakhirat. Kesadaran ini selanjutnya diharapkan dapat
menimbulkan sikap merasa sama dengan manusia lainnya (egaliter), rendah hati,
bertanggung jawab, beribadah, dan beramal shaleh. Menurut H.M. Quraish Shihab,
manusia memiliki potensi selain unsur fisik, yaitu unsur ilahiyah (ruh
ilahiyah) yang dihembuskan Tuhan pada saat bayi berusia 40 hari didalam
kandungan. Perpaduan unsur fisik-jasmaniyah dengan unsur psikis-rohaniah inilah
yang selanjutnya membentuk manusia. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa
manusia dianugerahi potensi jasmaniah pancaindera berupa penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan peradaban; dan potensi rohaniah berupa, dorongan,
naluri dan klecenderungan seperti kecenderungan beragama, bermasyarakat,
memiliki harta, penghargaan, kedudukan, pengetahuan, dan teman hidup lawan
jenis. Pemahaman yang komprehensif tentang manusia ini disepakati oleh para
ahli didik sebagai hal yang amat penting dalam rangka merumuskan berbagai
kebijakan yang berkaitan dengan rumusan tujuan pendidikan, materi pendidikan,
dan metode pendidikan. Dengan demikian kita dapat merumuskan tujuan pendidikan
dengan ungkapan bahwa pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani
manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga
dapat melahirkan manusia yang seutuhnya.
0 komentar:
Post a Comment