- Indonesia merdeka tidak lepas dari peran para Ulama Indonesia. Banyak sekali nama-nama yang dapat kita sodorkan dan menjadi pengingat tentang jejak mereka dalam memerdekakan Indonesia, yang sudah kita kenal, antara lain: Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Pangeran Antasari, dll.
- Materi ajar ini, agak berbeda yakni Ulama Indonesia yang bukan hanya memberi sumbangsih besar untuk Indonesia, tetapi mewarnai wajah dunia sampai saat ini. Mereka itu, antara lain: Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati alMakasari, Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri, Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani, Hamzah al-Fansuri.
- Syekh Nawawi pernah menjadi imam di Masjidil Haram. Gelarnya Sayyidul Hijaz. Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di dunia pesantren, karya-karyanya masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah.
- Jejak dakwah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dimulai dari Gowa, Sulawesi Selatan, lalu diasingkan ke Srilanka (Asia Selatan, dekat India) ke Afrika Selatan. Presiden Nelson Mandela menyebutnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
- Syekh Abdus Samad merupakan pelopor perkembangan intelektualisme Nusantara Indonesia. Ketokohannya melengkapi ulama seangkatannya, misalnya Nuruddin ar-Raniri, Muhammad Arsyad al-Banjari, Hamzah Fansuri, Yusuf al-Makasari, dan masih banyak lainnya.
- Ilmu Syekh Nuruddin sangat luas yang meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, dan mistisisme (tasawuf). Beliau juga negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17.
- Syekh Nuruddin menulis beberapa kitab. Mendalami juga Hikayat Seri Rama dan Hikayat Inderaputera, yang kemudian dikritiknya dengan tajam, serta Hikayat Iskandar Zulkarnain. Didalami pula buku Tāj as-Salātīn karya Bukhari al-Jauhari dan Sulālat as-Salātīn.
- Syekh Abdul Rauf menjadi rujukan penting para mubalig yang merintis dakwah ke berbagai daerah di Nusantara. Hal itu sejalan dengan sifat strategis Aceh sebagai poros peradaban Islam di Nusantara. Saat itu, Aceh menjadi tempat persinggahan calon jamaah haji asal Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain.
- Kiai Sholeh Darat menjadi salah satu pengajar di Makkah. Muridnya berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk dari Jawa dan Melayu, antara lain: Hadratu Syekh KH Hasyim Asy’ari (Pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Amir Idris (pekalongan), KH Dahlan Tremas, KH Dimyathi Tremas, KH Dalhar Watucongol (Magelang), dan masih banyak lagi.
- Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan Persia merupakan bahasa penting pada abad ke16. Saat itu, di Barus sudah berkembang suatu dialek bahasa Melayu yang unggul, di samping dialek Malaka dan Pasai.
Meneladani Jejak Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia
Written By Khozin_99 on Monday, 28 April 2025 | 4/28/2025 10:25:00 am
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment