Jadi keinget pas lagi ujian kemaren-kemaren. Ada
fenomena yang sering Saya alami, yaitu menyontek dan dicontek. *bangga
Entah kenapa, seorang mahasiswa nggak akan bisa disebut mahasiswa kalo enggak pernah menyontek atau dicontek. Tapi ketahuilah, jika engkau tidak pernah mencoba menyontek, maka engkau tidak bisa menciptakan kreatifitas dalam menyontek, okesip. <DON'T TRY THIS AT HOME!>
Ehm, maksud Saya gini,
Secara naluriah, seorang manusia yang terdesak, otaknya akan terpacu berpikir lebih keras, begitu juga mahasiswa.
Dalam konteks ujian, mahasiswa jika terdesak nggak bisa menjawab pertanyaan ujian, otak mereka akan terpicu untuk berpikir lebih keras.
Berpikir nyelesein soal ?
Bukan, tapi berpikir bagaimana cara yang kreatif biar bisa nyontek.
Nah, ada beberapa modus menyontek kreatif yang sering Saya temui di dunia mahasiswa, di antaranya sebagai berikut,
Entah kenapa, seorang mahasiswa nggak akan bisa disebut mahasiswa kalo enggak pernah menyontek atau dicontek. Tapi ketahuilah, jika engkau tidak pernah mencoba menyontek, maka engkau tidak bisa menciptakan kreatifitas dalam menyontek, okesip. <DON'T TRY THIS AT HOME!>
Ehm, maksud Saya gini,
Secara naluriah, seorang manusia yang terdesak, otaknya akan terpacu berpikir lebih keras, begitu juga mahasiswa.
Dalam konteks ujian, mahasiswa jika terdesak nggak bisa menjawab pertanyaan ujian, otak mereka akan terpicu untuk berpikir lebih keras.
Berpikir nyelesein soal ?
Bukan, tapi berpikir bagaimana cara yang kreatif biar bisa nyontek.
Nah, ada beberapa modus menyontek kreatif yang sering Saya temui di dunia mahasiswa, di antaranya sebagai berikut,
1.
Bikin catetan kecil, terus diselipin di
sepatu, diselipin di tutup kalkulator, diumpetin di kotak pensil, bahkan ditaro
di kerdus makan, yakale.
2.
Mengcopy slide presentasi dosen ke smartphone atau nokia 3330. *bisa ya?
3.
Mengetweet jawaban kisi-kisi ujian di twitter - jadi kalo lagi ujian dan pengin
nyontek, mereka tinggal buka timeline, modus baru.
4.
Membuat catatan kecil kemudian
difotocopy dan diperkecil sampe ngeliatnya harus pake mikroskop.
5.
Bikin tatto jawaban di bagian tubuh. (Agak ekstrem memang)
6.
Membuat catatan di note smartphone atau
di draft SMS.
7.
Membuat catatan di selembar kertas,
kemudian ditempel di kamar mandi - jadi kalo pas ujian, mahasiswa tinggal izin
ke WC padahal mau nyontek.
8.
Izin mau keluar ruang ujian karena mau pingsan,
padahal pergi ke tempat fotocopy, dan nyontek materi di sana.
9.
Dan lain-lain.
"Kenapa kamu menyontek?"
Kebanyakan mahasiswa akan menjawab karena kepepet,
nggak sempet belajar, nggak ngerti sama soal ujiannya, atau merasa kurang
ganteng (abaikan yang terakhir).
Tapi Saya punya jawaban yang berbeda. Seandainya Saya ditanya dengan
pertanyaan begitu, maka Saya akan menjawab,
"Saya tidak menyontek Pak. Saya cuma memastikan temen saya bisa
mengerjakan soalnya atau tidak. Makanya saya mau liat dulu.", okesip.
*digampar
Yaaa begitulah suka duka-nya terjerat kasus pidana penyontekan.
Oke lanjut,
Walaupun begitu, Saya juga pernah jadi siswa teladan, yang kerjaannya dimintain jawaban mulu. Makanya ketika Saya ditanya, "Bro, jawaban nomer sekian apaan?!", maka Saya akan menjawab dengan beberapa jawaban sebagai berikut,
"Sorry Sob, Saya nggak tau nih.", padahal udah semua
"Sorry Sob, Saya takut salah.", padahal biasa dapet 100
"Sorry Sob, Saya belom semua.", padahal tinggal dikumpulin,
, dan jawaban-jawaban mengeles lainnya. *setelah ujian
Saya dibacok
----------
Yeah, kita semua tau kalo menyontek itu dilarang, tapi apa-apa yang dilarang, biasanya malah justru dilakukan. Misal ketika Saya menginstruksikan ke kalian, "TOLONG JANGAN BAYANGIN GAJAH.", maka yang kalian bayangin pasti cewek cakep (lah?)
Entah kenapa ketika ada kasus pencontekan, pasti yang selalu jadi tersangka adalah pihak mahasiswa. Padahal, kita bisa melihat dari sisi 'penyebab' kenapa mahasiswa memilih melakukan pencontekan. Ya... menyontek itu pilihan, bukan kesalahan.
Berikut alasan mahasiswa menyontek dari sudut pandang dosen:
----------
Yeah, kita semua tau kalo menyontek itu dilarang, tapi apa-apa yang dilarang, biasanya malah justru dilakukan. Misal ketika Saya menginstruksikan ke kalian, "TOLONG JANGAN BAYANGIN GAJAH.", maka yang kalian bayangin pasti cewek cakep (lah?)
Entah kenapa ketika ada kasus pencontekan, pasti yang selalu jadi tersangka adalah pihak mahasiswa. Padahal, kita bisa melihat dari sisi 'penyebab' kenapa mahasiswa memilih melakukan pencontekan. Ya... menyontek itu pilihan, bukan kesalahan.
Berikut alasan mahasiswa menyontek dari sudut pandang dosen:
1.
mahasiswa males belajar
2.
mental mahasiswa yg jelek
3.
mahasiswa gagal memahami materi
Berikut alasan kenapa mahasiswa (terpaksa atau
sengaja) menyontek:
1.
soalnya susah dikerjain
2.
pelajarannya gak seru
3.
kalo ngajar dosennya gak asik
4.
dosen gagal ngasih pendidikan
5.
selalu dituntut dapet nilai bagus
6.
bahan materi selalu telat dikasih
7.
kuliahnya nggak nyaman
8.
dosennya kurang komunikatif
9.
dosen bukan ngasih kuliah, tapi pembaca
ulang
10.
dan seterusnya, dan seterusnya
Kok jadi banyakan sudut pandang mahasiswanya sih Bro?
Impas donk, soalnya kebanyakan kesan yang muncul adalah mahasiswa yang selalu salah. Ya gak? Padahal everything happened by a reason, right?
Impas donk, soalnya kebanyakan kesan yang muncul adalah mahasiswa yang selalu salah. Ya gak? Padahal everything happened by a reason, right?
Nah, dengan begitu,
Secara nggak langsung, siapa donk yang ngajarin kita menyontek?
Secara nggak langsung, siapa donk yang ngajarin kita menyontek?
Secara nggak langsung, siapa juga yang memaksa kita menyontek?
Pikir aja sendiri.
--------
Ya gitu deh, dosen seharusnya lebih banyak berkorban buat mahasiswanya. Ya
kan mahasiswanya udah bayar mahal-mahal, hehehe..
Gini deh gampangnya, coba dosen mau belajar stand up comedy, pasti mahasiswanya pada seneng kuliah. Karena hal yang menyenangkan, lebih mudah dipahami.
Gini deh gampangnya, coba dosen mau belajar stand up comedy, pasti mahasiswanya pada seneng kuliah. Karena hal yang menyenangkan, lebih mudah dipahami.
Saya rasa, dengan adanya kreatifitas dosen dalam mengajar, mahasiswa bisa
lebih mudah menyerap materi, sehingga nggak cuma pinter pas ujian doank, dan
kebanyakan kasus -materi kuliah setelah ujian langsung buyar.
Ada sebuah cerita di Hari Pembalasan,
Tatkala ada dua manusia yang menghadap di hadapan Tuhan. Yang satu dosen,
yang satu mahasiswa yang selalu nyontek pas ujian.
Menurut akal manusia, mana yang bakal masuk neraka duluan? Apakah
mahasiswa? Ternyata menurut Tuhan berbeda. Yang masuk neraka duluan adalah
dosen.
Loh kok?!
Ya, karena semasa hidup dia mengajar, mahasiswanya malah kebanyakan tidur, malah banyak yang nggak ngerti, akhirnya banyak yang menyontek, banyak yg nggak jujur, dan akhirnya, banyak yg jadi koruptor.
Yang sama-sama kita tau, menyontek pangkal korupsi.
Ya, karena semasa hidup dia mengajar, mahasiswanya malah kebanyakan tidur, malah banyak yang nggak ngerti, akhirnya banyak yang menyontek, banyak yg nggak jujur, dan akhirnya, banyak yg jadi koruptor.
Yang sama-sama kita tau, menyontek pangkal korupsi.
*naudzubillah, cerita untuk perenungan, no offence please
-----
At least, menyontek tetaplah perbuatan yang gak baik, dan lebih baik dapet nilai jelek tapi usaha sendiri daripada harus dapet nilai bagus tapi jadinya banyak dosa, #sikap. Kalo nanti terbesit dalam diri elo mau menyontek pas ujian, inget aja neraka jahanam. *jeng jeng
At least, menyontek tetaplah perbuatan yang gak baik, dan lebih baik dapet nilai jelek tapi usaha sendiri daripada harus dapet nilai bagus tapi jadinya banyak dosa, #sikap. Kalo nanti terbesit dalam diri elo mau menyontek pas ujian, inget aja neraka jahanam. *jeng jeng
Udah ah, mulailah dari diri sendiri. Tetap hargai dosen dan guru ya? :)
0 komentar:
Post a Comment