Mungkin ini adalah salah satu dari beberapa
pengalaman yang ingin saya ceritakan kepada sahabat semua. Pengalaman yang
mengenang dan dapat saya ceritakan ini baru saja saya alami. Sudah seminggu ini
saya berada dirumah setelah sebulan penuh menghuni desa orang lain. Sebagai
seorang mahasiswa tingkat akhir saya telah melewati salah tugas yang sangat
berat sih, tapi enak koq setelah dijalani. Tugas ini adalah KKN, tau kan
kepanjangan KKN, bukan Kura – Kura Ninja lho....., KKN adalah kuliah kerja
nyata, dimana disini kita belajar bermasyarakat di sebuah desa. Dimana dalam
hal ini saya jadi teringat salah satu nasehat dosen saya, begini nasehatnya “ Dikampus kita belajar
untuk di uji, di masyarakat kita di uji untuk belajar”. Ternyata nasehat
itu kalau diresapi ada benarnya juga sih. Pada tanggal 19 Agustus 2013, pada
saat itulah KKN dimulai, para mahasiswa telah bersiap dengan persiapan masing –
masing. Setelah semua berkumpul di halaman kampus, para peserta mendengarkan
ceramah dan pemberangkatan yang langsung dipimpin bapak Rektor tercinta....
Setelah acara pembukaan dan pemberangkatan
selesai, para peserta bersiap meluncur ke lokasi KKN masing – masing.
Alhamdulillah lokasiku tak begitu jauh dri kampus maupun dari rumah. Sebelum
tiba dilokasi saya dan peserta lainnya mendapat sambutan penerimaan dari bapak
camat. Acaranya tak berlangsung lama, setelah itu saya dan rombongan kelompok
menuju desa yang ditempati. Alhamdulillah setelah tiba di desa, kelompokku
mendapatkan tempat yang begitu cocok dengan apa yang kita inginkan. Tempat yang
cocok buat bermalam selama sebulan. Tapi kita dipisah dengan anak cewek. Ok tak
masalah dipisah, karena masih satu desa Cuma beda RT saja.
Hari pertama dilokasi kita disambut dengan
baik dengan Pak Kades dan keluaraga yang rumahnya ditempati kelompok kami. Selanjutnya kita bersih – bersih dan menaruh
barang bawaan kami yang begitu banyak, seperti orang pindah rumah gitu. Dalam
benak saya ternyata jadi mahasiswa itu tidak seperti yang orang bayangkan,
dalam pikiranku mahasiswa adalah agent
of change. Dimana kita dituntut bisa memberikan perubahan. Dalam hati saya
timbul pertanyaan “ perubahan apa yang akan terjadi setelah KKN?. Setelah begitu lama termenung tak terasa
suadah hampir malam, dan agenda selanjutnya adalah bersilahturahim dengan warga
sekitar.
Hari mulai berganti, tiba saatnya para
peserta KKN menjalankan agenda kegiatan yang sudah disusun sebelumnya. Agenda
kelompok kami pada minggu pertama difokuskan pada adaptasi dan pengenalan lebih
jauh mengenai kondisi desa, mulai dari pengenalan bidang pendidikan &
keagamaan, pengenalan bidang Kelembagaan, bidang hukum, bidang perekonomian,
bidang kesehatan, bidang lingkungan. Selama adaptasi dan pengenalan ini, banyak
kisah seru yang terjadi. Banyak hal – hal baru yang mungkin kita tidak
diajarkan di kampus kita dapat ketika bermasyarakat. Salah satunya kita
diajarkan bahwa untuk menarik simpati masayarakat itu tidak mudah, ada salah
satu hal yang mungkin tidak pernah saya lupakan sampai saat ini, ketika hendak
pergi jama’ah shalat ke masjid saya dan salah satu teman saya dikatai seorang
warga “PENGGAWEAN OPO KLUYAR – KLUYUR IKU “ (jawa; red). Mendengar kata itu
saya pun hanya bisa tersenyum, padahal dalam hati saya, ingin rasanya grogali
watu. . . he he he. Inilah kesabaran kita di uji, bahwa bersabar itu perlu di
uji agar bisa menjadi sabar.
Kejadian menarik lagi yang ingin saya
ceritakan adalah ketika mengisi agenda di TPQ. Pada waktu itu kebetulan saya
dan salah satu teman saya mendapat tugas mengajar di TPQ desa setempat, setelah
magrib saya dan teman saya berangkat ke lokasi. Tiba dilokasi, saya menuju
salah satu ruangan kelas, tak disangka para santri berhamburan keluar dan ada
yang menangis, dikira saya dan teman saya adalah dokter yang mau menyuntik (apa
benar saya mirip dokter ya, dalam benak saya. . . .heheheheheh).
Menginjak minggu ke-2, dimana minggu ini
mulai menjadi hari – hari menjelang sibuk. Pada minggu ke-2 ini banyak agenda
yang harus dikerjakan, mulai dari kegiatan di desa, di kecamatan dan lembaga
pendidikan. Kebetulan bidang yang menjadi tanggung jawab saya adalah bidang
pendidikan & keagamaan, yang mana bidang ini adalah bidang paling sibuk dan
tersibuk. Pagi mengajar di sekolah, sore mengajar TPQ, mengisi ceramah di
mushola, menjadi imam sahat wajib,bahkan juga harus mengadakan seminar
kurikulum 2013, pelatihan perawatan jenazah dan lain sebagainya. Ini adalah
tantangan sekaligus pembelajaran bagi diri saya bahwa menjadi mahsiswa itu
harus multitalent (Tangan bekerja, otak berpikir, hati berdzikir......................asyikk).
Otak ini terpaksa harus berpikir ekstra, sampai berat badanpun turun ( Alhamdulillah........................)
Minggu ke-2 berlalu, berganti minggu ke-3,
dimana minggu ini menjadi minggu puncak kesibukan KKN. Banyak program kerja
dilaksanakan sehingga harus banting tulanng mencari dana kesana kemari, bahkan
hingga terjadi konflik internal yang menyebabkan terjadi perpecahan beberapa
hari ( disinilah kita dapat melihat bahwa tidak semua mahasiswa itu dewasa,
bahkan ada juga yang bersifat seperti anak Tk......). Alhamdulillah dengan
doa dan semangat kebersamaan bisa bersatu kembali ( inilah kisah yang paling
mengharukan, seperti di film..........hehehehe ).
Setelah minggu ke-3, kini kita sampai pada
minggu ke-4, dimana minggu terakhir dan kegiatan yang dijalani juga agak
berkurang. Minggu ini kita mengadakan banyak kegiatan perlombaan untuk
masyrakat, anak – anak dan melakukan acara penutupan KKN dengan mengadakan
pentas seni. Tidak sampai disitu para peserta KKN juga disibukkan pada
pembuatan laporan, mulai laporan individu, laporan bidang dan laporan kelompok.
Akhirya tanggal yang ditunggu – tunggu tiba, yaitu tanggal selesainya KKN.
Dengan hati yang sedih bercampur bahagia kita berpamitan dengan masyarakat, dengan
sekolah yang kita ajar dan perangkat desa setempat. Mungkin ini kisah singkat
yang bisa saya ceritakan yang bisa kita ambil pelajarannya. Bahwa intinya ““ Dikampus kita belajar untuk di uji,
di masyarakat kita di uji untuk belajar”.
Adapun
hikmah dari KKN ini saya bisa mengambil pelajaran bahwa kepala setiap orang itu
isinya tidak sama, dan butuh kesabaran untuk menyamakan walau tidak harus sama,
Selamat
Belajar! Semangat Berkeja , tetap bersatu walaupun berbeda ^_^
0 komentar:
Post a Comment