Berjuang melawan diri sendiri
Pada hakikatnya manusia adalah
makhluk yang paling mulia diantara segala makhluk. Manusia diberikan akal dan
nafsu, malaikat diberikan akal. Namun yang menjadi salah satu kelemahan manusia
adalah nafsunya. Manusia juga bisa menjadi yang paling mulia, tapi juga bisa
menjadi paling hina jika akalnya dikalahkan hawa nafsunya. sebagai seorang
muslim, hendaknya kita harus berjuang melawan diri sendiri.
Menurut Lutfi Muhammad ada beberapa
hal yang harus dilakukan dalam berjuang melawan diri sendiri, yaitu :
1.
Mengelola
manajeman konflik yang terjadi dalam diri sendiri dengan selektif
Adapun kiat – kiat yang dapat dilakukan adalah :
a.
Ta’ awudz billah
yaitu memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT.
b.
Menerapkan
kekuatan segitiga ( Triangle Force ), yaitu : menomor satukan Allah ( Al
– Mauhid ), taat kepada Allah ( ash – shidiq), dan ikhlas
c.
Yakin bahwa
Allah mengetahui apa yng kita lakukan
d.
Tinggalkan
sifat marah
e.
Senantiasa
mengingat Allah.
2.
Melakukan
penyucian jiwa
Hal ini dapat dilakukan dengan cara pendidikan Rabbani yang
meliputi mekanisme : mendengar, membaca,
mencatat, merenung, mengungkapkan , membahasakan, mengekspresikan,
mengejawentahkan, mengontrol diri, bersungguh – sungguh, intropeksi diri.
3.
Meninggalkan
hijab yang dapat melalaikan jiwa dari mengingat – Nya.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghalang dalam berjuang
melawan diri sendiri, diantaranya adalah khawatir, cemas, loyo, labil, pikiran
kacau, menunda perbuatan baik, ujib, bakhil, terjebak hutang.
Maka untuk menghadapi tersebut ada beberapa hal yang mungkin harus
dilakukan, yaitu : a. Membaca kalimat istirja’ dan hauqallah pada
saat mendengar berita buruk
b. menghadapi sesuatu dengan lapang dada, husnudzan, sabar dan
shalat
c. yakin Allah mngetahui segalanya d. Yakin Allah tidak salah
menetapkan segala sesuatu e. Mengingat nikmat yang diberikan Allah f. Mengevaluasi
diri dengan syariat islam g. Berazam untuk menjadi orang yang baik h. Tidak
mengeluh i. Sikap mental tahan banting.
4.
Memahami diri
dengan baik dan benar
Seorang muslim hendaknya bisa mengetahui hakikat dirinya sendiri.
Allah telah memberikan segenap kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu
seharusnya bisa mengoptimalkan kelebihan dan menjaikan kekurangan sebagai
motivasi untuk menjadi yang lebih baik.
5.
Mengelola nafsu
dengan ukuran neraca syariat
Sebagai makhluk yang diberikan akal dan pikiran, seharusnya manusia
dapat menggunakan dan mengelolanya dengan baik dan benar. Salah satu yang
menjadi ancaman terbesar manusia adalah hawa nafsunya. kita sebagai seorang
muslim dianjurkan untuk bisa mengelola nafsu dengan ukuran neraca syariat yaitu
mengelola nafsu agar tidak melanggar aturan syariat.
6.
Memaksimalkan
kebaikan dalam diri
Setiap manusia pada hakikatnya itu dalam keadaan baik. Islam
mengajarkan untuk berlomba – lomba dalam kebaikan. Namun setiap diri manusia
itu memiliki perbedaan, ada yang baik dan ada yang buruk. Apapun yang diberikan
Allah SWT, hendaknya dapat disyukuri dengan melakukan tindakan yang baik yang
disukai Allah.
Dari yang
dituturkan oleh Gus Lutfi diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa perjuangan
dalam melawan diri sendiri itu lebih berat dibandingkan dengan yang lainnya.
Oleh sebab itu seorang muslim harus benar – benar bisa menjaga diri dari
jebakan hawa nafsu. Dalam dinul islam telah disebutkan bahwa perjuangan paling
besar dalam hidup seorang manusia adalah peperangan untuk menundukkan hawa
nafsunya sendiri atau yang sering disebut “ Jihadul akbar, Jihadun nafs
“.
Semoga apa yang
telah saya tulis ini bisa menjadi bahan
pembelajaran bagi kita semua dalam membebtuk pribadi yang berakhlak baik dan
pribadi yang disukai Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment