adsbygoogle.js'/> Cara terampuh untuk mengatasi malas belajar | Tulisan Khozin_99
Home » » Cara terampuh untuk mengatasi malas belajar

Cara terampuh untuk mengatasi malas belajar

Written By Khozin_99 on Thursday, 8 May 2014 | 5/08/2014 11:59:00 am

Memang biasanya aktifitas yang akan memberi kemanfaatan di kemudian hari memiliki godaan dan gangguan yang berat, seperti aktifitas belajar, tidak sedikit orang bermalas-malasan dalam belajar bahkan zaman sekarang ini hampir semua remaja bangsa ini tertimpa penyakit kemalasan. Terutama kemalasan dalam belajar seperti membaca, menulis dan membaca-baca buku. Hal yang diperhatikan bangsa ini adalah kekosongan jiwa dari setiap raga para penerus bangsa. Kekosongan jiwa ini disebabkan kurangnya pengisian yang bersifat ruhani seperti ilmu atau kekuatan iman yang terjaga.


Sebagai antisipasi, hal di atas diperlukan kegiatan yang lebih untuk menjadikan para remaja lebih berharkat dan bermartabat yang disebabkan ketinggian ilmu dan kekuatan keimanan. Untuk mewujudkan ketinggian ilmu, maka perlu langkah-langkah yang kuat dalam membentuknya. Proses belajar mengajar dengan giat adalah salah satu langkah untuk jalan keluarnya. 


Pintu pengetahuan dan pintu keilmuan sebagian besar bisa didapat dari bacaan. Dalam arti kata, semakin banyak buku yang dibaca dan dipelajari akan semakin luas pemahaman dan pengetahuan yang didapatkan darinya. Namun yang menjadi masalah adalah hanya sedikit saja orang yang menyadari akan tentang hal tersebut, hingga tidak heran jika kebanyakan orang, khususnya para remaja, pada umumnya mereka bermalas-malasan dalam aktifitas belajar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya akan memberi sedikit sumbangan moril tentang tatacara mengatasi kemalasan dalam belajar.


Adapun langkah-langkah untuk mengatasi kemalasan belajar adalah sebagai berikut:


Langkah pertama. Miliki rasa tanggung jawab, baik kepada diri sendiri, kepada keluarga ataupun kepada bangsa. Yakni bertanggung jawab dalam artian ingin merubah menjadi lebih baik, menjadi lebih berilmu, menjadi lebih beretika. Adalah sebagai tugas seseorang untuk menjadikan dirinya, keluarganya, bahkan bangsanya lebih baik daripada sebelumnya. Salah satu rasa tanggungjawab ini adalah adanya rasa ingin memberi, seperti seorang kakak kepada adik, atau seorang ayah kepada seorang anak, secara fitrah seorang ayah diberi perasaan ingin mendidik anaknya supaya menjadi anak yang baik.


Dengan adanya rasa tanggungjawab seperti yang telah diceritakan di atas, seseorang akan terdorong untuk lebih giat, belajar, bekerja dan lain-lain. Khusus untuk para pelajar, seyogyanya memiliki rasa tanggungjawab kepada dirinya atau kepada adiknya, harus memiliki rasa ingin mendidik seorang adik akan menyebabkan semangat belajar meningkat, dan waktu yang tersisa akan bisa dimanfaatkan sebagai modal untuk mengisi kekosongan jiwanya. 


Langkah kedua. Merasa tertekan, dengan perasaan yang tertekan terkadang akan membuat seseorang semakin giat belajar. Seperti seorang guru yang dituntut harus lebih pintar daripada muridnya, maka dia akan tertekan, dan dengan perasaan tertekan seperti itu maka dia dipaksa oleh keadaan untuk lebih giat lagi dalam belajar. Terkadang rasa ketertekanan itu perlu kita miliki karena terkadang dari rasa ketertekanan seperti itu memiliki sebuah manfaat yang tidak bisa didapatkan kecuali melalui ketertekanan tersebut. 


Langkah ke tiga. Situasi dan kondisi yang mendesak, seperti seorang siswa SMA yang hendak menghadapi ujian akhirnya, seberapa besar apa pun kemalasan belajarnya, tapi ketika menghadapi situasi dan kondisi yang mendesak seperti itu, maka ia mampu memaksimalkan dirinya untuk memfokuskan fikirannya pada pelajaran yang nantinya akan diujikan. Dari hal seperti itu, kiranya kita patut meniru. Ketahuilah, pada hakikatnya kita berada dalam keterdesakan kebodohan, namun keterdesakan ini belum kita sadari setutuhnya, oleh karena itu banyak diantara kita yang merasa dirinya bebas (tidak merasa terdesak oleh kebodohan) yang akhirnya menyebabkan jiwanya sebagai seorang pemalas. Maka kesimpulan dari langkah ke tiga ini adalah kita harus merasa bahwa sebenarnya kita masih bodoh.
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Tulisan Khozin_99 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger