Jika anda ingin terkenal, jika anda ingin memiliki profesi yang mudah dikerjakan, bulatkan tekad: jadi penulis!
9 alasan memilih jadi penulis :
1. Menulis tidak membutuhkan waktu dan energi yang banyak. Soal waktu ini, anda yang mengatur kapan dan seberapa lama anda akan menulis. Pagi, siang, sore, malam, satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam, semuanya terserah anda! Dengan jadi penulis, secara otomatis anda menjadi buruh, mandor, supervisor, manejer, direktur utama dan tentu saja anda pemilik saham. Komplit... plit!
2. Menulis bisa dilakukan dimana saja. Dalam hal tempat, anda juga yang menentukan dimana anda ingin menulis. Anda tahu dimana Arswendo Atmowiloto menulis Menghitung Hari? Dipenjara! Aku pikir, untuk waktu dan tempat, hanya satu saja yang kita tidak bisa menulis yaitu saat mandi di kamar mandi. Bener nggak?
3. Tidak ada batasan tentang tema tulisan. Anda bisa menulis tentang hal yang sederhana, populer, ilmiah, kompleks, khusus ataupun umum. Anda juga bisa menulis apapun yang anda mau, apapun yang anda alami, apapun yang anda lihat dan anda dengar. Dengan jadi penulis, anda bisa menuangkan isi kepala anda dan membaginya kepada orang lain. Anda bisa mengkritik, menegur, memberi saran, mengingatkan, dan tentu saja membantu orang lain lewat karya. Satu lagi yang menurutku hal paling menantang, dengan jadi penulis anda bisa mempermainkan emosi pembaca. Anda bisa memilih, membuat mereka tertawa atau menangis. Anda juga bisa membuat para pembaca tak mengerti apakah mereka harus tertawa atau menangis. Gimana? Seru, bukan?
4. Tidak ada batasan usia. Ada penulis yang sudah menerbitkan karyanya diusia belia, namun ada juga yang baru bisa menghasilkan karya setelah berusia dewasa ataupun tua. Sebagai contoh, anda tahu Marion Howard Spring? Dia adalah penulis Eleven Stories and a Beginning. Anda tahu di usia berapa ia mengeluarkan karyanya itu? 74 tahun! Dan, Mary Ogilvie menerbitkan buku pertamanya A Scottish Chilhood and What happened After ketika berusia 93 tahun!
5. Dengan jadi penulis, anda tak perlu pusing-pusing memikirkan major background, dalam hal pendidikan, ras, ataupun agama. Anda seorang berpendidikan teknik, politik, ekonomi, filsafat, sosial, psikologi, astronomi, ataupun disiplin ilmu yang lain, tetap bisa jadi penulis. Anda tidak mesti lulusan fakultas sastra. Juga tidak ada rasis dalam dunia tulis menulis. Anda berkulit putih, hitam, kuning, merah, cokelat, abu-abu ataupun hijau, anda bisa jadi penulis! Bagi anda-anda yang merasa bahwa anda berkulit abu-abu ataupun hijau, ketidakbiasaan ras anda itu akan menjadi tema unik untuk dituang ke dalam tulisan. Anda tahu Ruth Prawer Jhabvalla? Ia seorang wanita kulit putih yang menulis keunikan suku suaminya, suku Indian.
6. Tidak butuh modal awal. Dengan jadi penulis, anda tak perlu menginvestasikan sejumlah dana untuk memulai sebuah usaha. Anda hanya butuh peralatan menulis. Kalaupun anda harus mengeluarkan uang, dalam asumsi anda memiliki PC dan printer, paling-paling cuma untuk biaya kirim naskah via pos ataupun biaya jasa internet tuk mengirim naskah via email. Jika dirumah anda telah tersedia layanan internet, tentunya semua akan menjadi lebih mudah.
7. Sekarang ini, di Indonesia, ada ratusan penerbit buku fiksi maupun non fiksi, ratusan media cetak lokal dan nasional, ada puluhan tabloid dan majalah, ada belasan stasiun TV, dan ada ribuan situs. Media-media ini akan menjadi ladang nan subur bagi para penulis.
8. Tidak ada batasan keadaan ekonomi lokal maupun global. Dalam masa resesi sekalipun, buku dan bahan bacaan lain akan tetap dibutuhkan dan selalu dicari. Ini salah satu alasan bahwa masa depan dunia tulis menulis tetap terang benderang.
9. Tidak ada larangan manusia kurang beruntung dari segi fisik untuk jadi penulis. Seorang penulis bernama Christy Brown mengalami kelumpuhan dan hanya bisa menggerakkan kaki kirinya. Tapi apa yang terjadi? Ia gunakan kaki kiri itu untuk menulis dan hasilnya: My Left Foot jadi best seller. Luarbiasa!
Wahai kawan, hingga saat ini aku cuma bisa memikirkan 9 alasan memilih jadi penulis. Semoga postingan ini bisa membantu menaikkan minat dan semangat siapa saja yang berkeinginan tuk jadi penulis. Jika besok, lusa, minggu depan, ataupun tahun yang akan datang aku menemukan alasan lain, akan aku edit postingan ini dan menambahkan alasan baru itu. Atau, kawan-kawan bisa membantuku dengan menambahkannya di kotak komentar. Jika alasan itu bagus, akan kumasukkan ke postingan.
9 alasan memilih jadi penulis :
1. Menulis tidak membutuhkan waktu dan energi yang banyak. Soal waktu ini, anda yang mengatur kapan dan seberapa lama anda akan menulis. Pagi, siang, sore, malam, satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam, semuanya terserah anda! Dengan jadi penulis, secara otomatis anda menjadi buruh, mandor, supervisor, manejer, direktur utama dan tentu saja anda pemilik saham. Komplit... plit!
2. Menulis bisa dilakukan dimana saja. Dalam hal tempat, anda juga yang menentukan dimana anda ingin menulis. Anda tahu dimana Arswendo Atmowiloto menulis Menghitung Hari? Dipenjara! Aku pikir, untuk waktu dan tempat, hanya satu saja yang kita tidak bisa menulis yaitu saat mandi di kamar mandi. Bener nggak?
3. Tidak ada batasan tentang tema tulisan. Anda bisa menulis tentang hal yang sederhana, populer, ilmiah, kompleks, khusus ataupun umum. Anda juga bisa menulis apapun yang anda mau, apapun yang anda alami, apapun yang anda lihat dan anda dengar. Dengan jadi penulis, anda bisa menuangkan isi kepala anda dan membaginya kepada orang lain. Anda bisa mengkritik, menegur, memberi saran, mengingatkan, dan tentu saja membantu orang lain lewat karya. Satu lagi yang menurutku hal paling menantang, dengan jadi penulis anda bisa mempermainkan emosi pembaca. Anda bisa memilih, membuat mereka tertawa atau menangis. Anda juga bisa membuat para pembaca tak mengerti apakah mereka harus tertawa atau menangis. Gimana? Seru, bukan?
4. Tidak ada batasan usia. Ada penulis yang sudah menerbitkan karyanya diusia belia, namun ada juga yang baru bisa menghasilkan karya setelah berusia dewasa ataupun tua. Sebagai contoh, anda tahu Marion Howard Spring? Dia adalah penulis Eleven Stories and a Beginning. Anda tahu di usia berapa ia mengeluarkan karyanya itu? 74 tahun! Dan, Mary Ogilvie menerbitkan buku pertamanya A Scottish Chilhood and What happened After ketika berusia 93 tahun!
5. Dengan jadi penulis, anda tak perlu pusing-pusing memikirkan major background, dalam hal pendidikan, ras, ataupun agama. Anda seorang berpendidikan teknik, politik, ekonomi, filsafat, sosial, psikologi, astronomi, ataupun disiplin ilmu yang lain, tetap bisa jadi penulis. Anda tidak mesti lulusan fakultas sastra. Juga tidak ada rasis dalam dunia tulis menulis. Anda berkulit putih, hitam, kuning, merah, cokelat, abu-abu ataupun hijau, anda bisa jadi penulis! Bagi anda-anda yang merasa bahwa anda berkulit abu-abu ataupun hijau, ketidakbiasaan ras anda itu akan menjadi tema unik untuk dituang ke dalam tulisan. Anda tahu Ruth Prawer Jhabvalla? Ia seorang wanita kulit putih yang menulis keunikan suku suaminya, suku Indian.
6. Tidak butuh modal awal. Dengan jadi penulis, anda tak perlu menginvestasikan sejumlah dana untuk memulai sebuah usaha. Anda hanya butuh peralatan menulis. Kalaupun anda harus mengeluarkan uang, dalam asumsi anda memiliki PC dan printer, paling-paling cuma untuk biaya kirim naskah via pos ataupun biaya jasa internet tuk mengirim naskah via email. Jika dirumah anda telah tersedia layanan internet, tentunya semua akan menjadi lebih mudah.
7. Sekarang ini, di Indonesia, ada ratusan penerbit buku fiksi maupun non fiksi, ratusan media cetak lokal dan nasional, ada puluhan tabloid dan majalah, ada belasan stasiun TV, dan ada ribuan situs. Media-media ini akan menjadi ladang nan subur bagi para penulis.
8. Tidak ada batasan keadaan ekonomi lokal maupun global. Dalam masa resesi sekalipun, buku dan bahan bacaan lain akan tetap dibutuhkan dan selalu dicari. Ini salah satu alasan bahwa masa depan dunia tulis menulis tetap terang benderang.
9. Tidak ada larangan manusia kurang beruntung dari segi fisik untuk jadi penulis. Seorang penulis bernama Christy Brown mengalami kelumpuhan dan hanya bisa menggerakkan kaki kirinya. Tapi apa yang terjadi? Ia gunakan kaki kiri itu untuk menulis dan hasilnya: My Left Foot jadi best seller. Luarbiasa!
Wahai kawan, hingga saat ini aku cuma bisa memikirkan 9 alasan memilih jadi penulis. Semoga postingan ini bisa membantu menaikkan minat dan semangat siapa saja yang berkeinginan tuk jadi penulis. Jika besok, lusa, minggu depan, ataupun tahun yang akan datang aku menemukan alasan lain, akan aku edit postingan ini dan menambahkan alasan baru itu. Atau, kawan-kawan bisa membantuku dengan menambahkannya di kotak komentar. Jika alasan itu bagus, akan kumasukkan ke postingan.
0 komentar:
Post a Comment