Taubat
Taubat merupakan salah satu sifat dasar yang penting dan harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin memperoleh derajat di sisi Allah SWT.
Secara Bahasa, Taubat bisa diartikan sebagai “Kembali”, pulang, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Sedang secara istilah, Taubat berarti kembali dari jalan yang dicela oleh hukum syare’at agama Islam menuju jalan yang dipuji dalam aturan syare’at agama Islam. ada yang mengartikan taubat dengan berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali ke jalan yang benar.
Hukum bertaubat adalah wajib bagi setiap orang islam. Banyak dalil baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Al-Hadist yang menunjukan adanya kewajiban bertaubat ini. Diantaranya tersebut dalam ayat berikut :
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً ﴿٧٠
070. (Kecuali orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh) dari kalangan mereka (maka kejahatan mereka itu diganti Allah) maksudnya dosa-dosa yang telah disebutkan tadi diganti oleh Allah (dengan kebaikan) di akhirat kelak. (Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) Dia tetap bersifat demikian. (Q.S. AL-FURQAN : 70)
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah akan mengganti dosa orang yang mau bertaubat dengan kebaikan. Sehingga manfaat sikap taubat ini sangatlah besar.
Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan betapa pentingnya sifat taubat ini yakni orang yang melakukanya akan Mendapat pahala atau keberuntungan (masuk surga). sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nur : 31 sebagai berikut :
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٣١
031. (Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya) daripada hal-hal yang tidak dihalalkan bagi mereka melihatnya (dan memelihara kemaluannya) dari hal-hal yang tidak dihalalkan untuknya (dan janganlah mereka menampakkan) memperlihatkan (perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya) perhiasan yang tersembunyi, yaitu selain dari wajah dan dua telapak tangan (kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan) terhadap wanita (dari kalangan kaum laki-laki atau anak-anak yang masih belum mengerti) belum memahami (tentang aurat wanita, Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung”
Dalam QS.Al-Imran : 135-136 Allah juga menyebutkan :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٣٥﴾ أُوْلَـئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿١٣٦
135. (Dan juga orang-orang yang apabila mereka berbuat kekejian) artinya dosa yang keji seperti perzinahan (atau menganiaya diri mereka sendiri) artinya melakukan dosa yang lebih ringan dari itu misalnya mencium (mereka ingat kepada Allah) maksudnya ingat akan ancaman-Nya (lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapakah) artinya tidak ada (yang dapat mengampuni dosa itu melainkan Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan mereka itu) menghentikannya sama sekali (sedangkan mereka mengetahui) bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan maksiat adanya. 136. (Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di bawahnya mengalir anak-anak sungai, kekal mereka di dalamnya) menjadi hal artinya ditakdirkan kekal jika mereka beruntung memasukinya (dan itulah sebaik-baiknya pahala bagi orang yang beramal) artinya pahala bagi orang-orang yang mengerjakan perbuatan terpuji ini.
Selain dalam beberapa ayat al-Qur’an diatas, banyak keterangan dalam hadis-hadist Rasulullah SAW yang menerangkan tentang pentingnya Taubat.
Ketauhilah wahai para saudaraku bahwa sesungguhnya Allah itu maha suci dan sesungguhnya DIA amat senang terhadap orang-orang yang mau mensucikan diri. Bila mana Rasulullah SAW senantiasa melakukan taubat tiap harinya, bahkan diterangkan dalam salah satu hadis bahwa Beliau melakukan taubat seratus kali dalam seharinya maka bagaimanakah dengan kita??
Sadarilah bahwa Pintu taubat masih terbuka lebar bagi kita. Sebelum nyawa kita sampai pada kerongkongan dan sebelum matahari terbit dari arah barat. Jangan sampai kita kelak kecewa dan merasa rugi sebab tidak menggunakan kesempatan hidup yang hanya sekali ini sebaik mungkin.
Sungguh beruntung orang-orang yang bertaubat, dimana mereka akan bersih ibarat orang yang tidak mempunyai dosa sedikitpun. Sedang orang yang bertaubatnya hanya sebagai alat mencari pandangan di mata manusia lain maka taubat mereka ibarat mengajak Allah untuk bercanda. Maka tiada yang lebih baik dalam taubat kecuali taubat yang sungguh-sungguh yang dalam istilahnya sering kita kenal sebagai taubat Nasuha. dalam Taubat Nasuha ini ada tiga syarat yang harus dipenuhi yakni : berhenti dari melakukan dosa tersebut, menyesali dan berniat untuk tidak mengulangi dosa tersebut serta berusaha sekuat tenaga untuk tidak jatuh pada dosa itu lagi. Jika hal ini benar-benar kita lakukan maka janji Allah (sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadis bahwa DIA akan memberikan sifat lupa kepada malaikat pencatat amal keburukan kita, kepada anggota badan yang kita gunakan untuk maksiyat serta lingkungan sekitar kita yang kelak memang akan menjadi saksi atas keburukan kita) di hari Qiyamat semuanya akan bisa kita rasakan.
Kelak di hari qiyamat Nabi Adam AS sebagai asal-usul manusia akan diperintahkan oleh Allah untuk memimpin dan mengumpulkan manusia yang ahli bertaubat dari qubur mereka untuk selanjutnya Allah akan melihat wajah orang-orang tersebut dengan sifat rahmat kasih sayang-Nya. “HAi Nabi Adam, aku telah mewariskan (memberikan) kepada anak cucumu sifat sulit dan banyak rintangan dalam hidup mereka, dan aku juga telah mewariskan kepada mereka taubat. Barang siapa yang memanggil Aku (berdoa pada-Ku)dengan taubatnya maka aku akan mengampuni mereka sebagaimana aku mengampuni dirimu”. Sedang orang-orang yang ujub (sombong dan tidak mau bertaubat) maka akan dilihat oleh Allah dengan sifat marah-Nya.
Nabi Muhamad pernah mengatakan :
“Hai orang-orang, bertaubatlah kalian kepada Allah sebelum kalian mati. Bersegeralah dalam beramal sholih sebelum kalian sibuk (karena sulitnya sakaratul maut), Sambunglah sillaturrahim dengan Tuhanmu, yakni dengan memperbanyak ingat kepada-Nya, memperbanyak shadakah baik ketika sendirian maupun ketika banyak orang, Bila semua ini engkau lakukan maka engkau akan diberikan rizki, diberi pertolongan serta diampuni dosamu”.
Sesungguhnya Allah amat gembira ketika melihat hamba-Nya yang beriman ketika mereka mau bertaubat, melebihi kegembiraan seorang yang melakukan perjalanan panjang. yakni Ketika orang itu membawa bekal makanan dan minuman di tengah padang pasir yang luas kemudian orang itu tertidur. Ketika orang itu tertidur ternyata ia melihat bekal yang ia bawa hilang sehingga orang itu sibuk mencarinya hingga ia amat kelaparan dan kehausan. Ketika ia sudah sangat lapar dan sangat haus kemudian orang itu terbangun dari tidur panjangnya untuk yang kedua kali dan ia menemukan bekal yang ia rasa hilang tadi ternyata masih berada di sampingnya. Ketahuilah betapa senang orang itu, maka sesungguhnya Allah SWT lebih senang lagi ketika melihat hamba-Nya bertaubat, melebihi senang orang tadi.
oleh karenanya wahai saudaraku, marilah kita segera bertaubat. Perbanyaklah istighfar, maka akan terpelihara dari perbuatan maksiyat. Janganlah kita meremehkan perbuatan dosa meskipun dosa kecil dan janganlah menunda-nunda taubat , karena kematian itu datang secara tiba-tiba dan tidak mengenal usia. Marilah kita bertaubat dengan sungguh-sungguh jika telah terlanjur berbuaat dosa,dengan menyesali dosa yang pernah diperbuat, berjanji tidak akan mengulangi lagi. Setelah bertaubat kita juga harus meningkatkan amal sholeh dan menjaga diri agar tetap istiqamah dalam mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Semoga kita semua diberikan jalan menuju pintu Taubat-Nya. Amiin yaa robbal alamiin.
Sumber : Kitab Kifayat al-athqiya’ lis sayyid abi bakr Syatho, pembukaan Bab Taubat. hlm. 14-15
0 komentar:
Post a Comment