adsbygoogle.js'/> VISI, MISI, DAN SIFAT PENDIDIKAN ISLAM | Tulisan Khozin_99
Home » » VISI, MISI, DAN SIFAT PENDIDIKAN ISLAM

VISI, MISI, DAN SIFAT PENDIDIKAN ISLAM

Written By Khozin_99 on Thursday, 12 April 2012 | 4/12/2012 08:03:00 am


A.    Visi Pendidikan Islam

Kata visi berasal dari bahasa inggris, vision yang berarti penglihatan, daya lihat, pandangan, impian atau bayangan. Dengan demikian, secara sederhana kata visi mengacu pada sebuah cita-cita, khayalan, keinginan, angan-angan, khayalan, dan impian ideal yang ingin dicapai dan dirumuskan secara sederhana, singkat, padat, dan jelas namun mengandung penuh makna.
Visi pendidikan islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi Muhammad Saw, yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh alam, seperti dalam firman-Nya Q.S Al-ankabut ayat 16 yang artinya : Dan (Ingatlah) Ibrahim, ketika ia Berkata kepada kaumnya: “Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Kata patuh dan tunduk dan patuh kepada Allah sebagai disebutkan didalam ayat tersebut memiliki arti yang amat luas, yaitu melaksanakan segala perintah Allah dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, social, politik, budaya, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya yang didasarkan pada nilai-nilai kepatuhan dan ketundukan kepada Allah, yaitu nilai keimanan, ketakwaan, kejujuran, keadilan, kemanusiaan, kesastraan, kebersamaan, toleransi, tolong-menolong, kerja keras, dan lain-lain. Sedangkan kata rahmat dapat berarti kedamaian, kesejahteraan, keberuntungan, kasih sayang, kemakmuran dan lain sebagainya. Pendidikan islam yang dilaksanakan harus diarahkan untuk mewujudkan sebuah tata kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.
Berkaitan dengan visi rahmat menurut al-Raghib al-Asfahani adalah riqqatun taqtadi al-ihsan ila al-marhum wa qad tusta’malu taratan fi al-riqqah al-mujarradah wa taratan fi al-ihsan al-mujarradah an ar-riqqah, nahwa rahima Allah fulan, yang artinya suatu sikap yang halus dan lembut yang meharuskan berbuat baik kepada orang yang dikasihi dan terkadang digunakan pada sikap lembut yang tulus dan terkadang dugunakan pula pada sikap berbuat baik yang tidak mengandung unsure kepentingan apapun, sebagaimana Allah telah berbuat kasih sayang terhadap seseorang. Dengan demikian, kata rahmat sebagaimana terdapat pada ayat tersebut terkait dengan sikap yang santun dan manusiawi kepada sesame makhluk ciptaan Tuhan. Kata rahmat adalah sebuah sikap santun dan tanpa pamrih, semata-mata ditunjukkan karena melaksanakan perintah Allah.
Dengan demikian visi pendidikan islam yang sejalan dengan visi ajaran islam yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang pada semua makhluk ciptaan Tuhan, ternyata memiliki jangkauan pengertian yang amat luas. Yaitu sebuah kasih sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh asperk kehidupan manusia dan digunakan dalam brbagai aktivitas kehidupan. Hampir tidak ada sebuah aktivitas yang dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya rahmat Tuhan.
Dasar-dasar perumusan visi pendidikan islam hendaknya tidak terlepas dari beberapa pertimbangan pokok seperti berikut ini :
1.      Merefleksikan cita-cita yang hendak dicapai
2.      Mampu memetakan secara jelas antara kesempatan dan tantangan
3.      Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi
4.      Memiliki wawasan dan orientasi jauh kedepan
5.      Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan pendidikan
6.      Mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi pendidikan
      Keberadaan visi akan menjadi inspirasi dan mendorong seluruh warga sekolah untuk bekerja lebih giat. Oleh karena itu, secara fungsional, visi memiliki beberpa fungsi strategis. Pertama visi diperlukan untuk memobilisasi komitmen, menciptakan energi for action, memberi road map untuk menuju masa depan, menimbulkan antusiasme, memusatkan perhatian dan mananmkan kepercayaan diri. Kedua, Visi diperlukan untuk menciptakan dan mengembangkan shared mindsets atau common vision yang menentukan dan menjadi landasan  bagaimana seluruh individu mempersiapkan dan berinteraksi dengan baik.

B.     Misi Pendidikan Islam

      Kata  misi berasal dari bahasa Inggris, Mission yang berarti tugas atau perutusan. Jadi, Misi adalah tugas yang dirasakan oleh seseorang dan atau lembaga sebagai suatu kewajiban untuk melaksanakan demi agama, idiologi, patriotisme, dan lain-lain. Misi lebih lanjut dapat dikatakan sebagai langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis dan efektif dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Sejalan dengan visi Pendidikan Islam, maka misi Pendidikan Islam juga erat kaitannya dengan misi ajaran islam yaitu adanya upaya memperjuangkan, menegaskan, melindungi, mengembangkan, menyantuni, dan membimbing tercapainya tujuan keadilan agama bagi manusia.
Misi dalam ajaran islam yang memuliakan manusia, karena terwujudnya yang sehat jasmani, rohani, dan akal pikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan ahlak mulia yang memungkinkan ia dapat memanfaatkan berbagai peluang yang diberikan oleh Allah termasuk pula mengelola keayaan alam yang ada di daratan, dilautan, bahkan diruang angkasa adalah merupakan misi pendidikan islam. Tapi, keistimewaan manusia yang demikian itu dalam sejarah pernah mengalami kemunduran. Karena mereka tidak mengikuti petunjuk Tuhan dalam memanfaatkan bebagai kaunia tersebut. Yang mereka ikuti adalah dorongan hawa nafsu, syahwat, dorongan materialistik, dan bujukan syaitan, sehingga telah berbuat berbagai kerusakan dan bencana di muka bumi. Seperti dalam Al-Qur’an menyatakan: telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepad mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (Q.S al-Rum, 30:41). Berkaitan dengan ayat ini, Imam al-Maraghi mengatakan telah tampak kerusakan di alam jagat raya dengan timbulnya peperangan, pertentangan, tentara, kapal laut untuk berperang dan permusuhan yang disebabkan karena perbuatan manusia dari tindakan yang zalim, melanggar hal-hal yang diharamkan Tuhan, tidak mematuhi akhlak, mencapakan agama, melupakan hari perhitungan (hisab) diakhirat, mengalahkan akal dengan hawa nafsunya, membuat kerusakan dimuka di muka bumi, ketika tidak ada orang yang mengwasi mereka, dan  tidak ada yang menilai perbuatannya serta tidak ada yang mencegah perbuatan buruknya, maka Allah menimpakan bencana kepada mereka sebagai balasan terhadap kemaksiatan dan dosa yang mereka kerjakan dengan tujuan agar mereka insap dari kedurhakannya, berpegang teguh pada hati nuraninya dan senantiasa ingat terhadap adanya hisab di hari kiamat, dan memperoleh kebaikan jika mereka berbuat baik, keburukan jika berbuat buruk, berbuat adil kepada sesama manusia, mempergunakan kekuatannya untuk menolong yang lemah, mendarmabaktikan dirinya untuk kuepentingan manusia berdasarkan kesanggupan yang dimilikinya.
Misi pendidikan islam terkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut, pertama, terkait dengan upaya mengangkat harkat dan martabat manusia. Kedua, terkait dengan upaya memberdayakan manusia agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dibumi dalam rangka ibadah kepada Allah. Ketiga, terkait yaitu masalah akidah, ibadah, syari’ah, ekonomi, politik, social, budaya, adat istiadat, hokum, ilmu pengetahuan, pendidikan dan sebagainya. Keempat, terkait upaya menegakkan akhlak yang mulia pada seluruh aspek kehidupan tersebut.
Dengan misi yang demikian itu, maka pendidikan islam memilih tanggung jawab yang amat berat, dan kompleks, karena terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia.

C.    Sifat pendidikan Islam

Sifat pendidikan islam, pada dasarnya adalah sama dengan sifat dari ajaran islam. Beberapa sifat dari ajaran islam seperti yang dikemukakan oleh par ahli adalah sebagai berikut :

a.         Bersifat terbuka, surat al-Baqarah ayat 177 menyatakan bahwa ukuran kebaikan dan ketakwaan dihadapan tuhan, bukan ditentukan karena berasal dari barat ataupun dari timur, tetapi yang didasarkan pada kesesuaiannya dengan nilai-niali keimanan, kemanusiaan, hubungan vertical dengan tuhan, hubungan horizontal dengan sesama manusia, memiliki akhlak mulia, serta kepribadian yang kokoh. Sikap ketrbukaan ajaran islam ini telah memberikan keleluasaan bagi umat islam untuk melakukan hubungan dengan seluruh bangsa didunia. Ajaran islam melalui para ulamnya ttelah melakukan seleksi, pengujian, analisa, yang kemudian menerima yang sesuai dengan nilai islam, menolak yang tidak sesuai dan meluruskan yang nyata-nyata keliru. Keterbukaan ini menjadi semakin penting, jika dihubungkan dengan sikap saling ketergantungan antara Negara yang terjadi di era global saat ini.
b.        Bersifat fleksibel, Mahmud Syaltout pernah mengatakan bahwa al islam shalihun li kulli zaman wa makan, bahwa islam itu senantiasa cocok dan berlaku disetiap zaman dan tempat. Kesesuaian islam dengan kemajuan zaman dan tempat ini antara lain diakomodasi oleh ayat-ayat al-Qur’an yang dapat di interpretasi sepanjang zaman. Yaitu ayat-ayat yang berkaitan dengan kehidupan social, ekonomi, poltik, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Dan dengan sifat fleksibel, islam juga berpengaruh kepada para penyelenggara pendidikan dimasa sekarang dapat terus mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan kebutuhan.
c.         Bersifat seimbang, sifat ajaran islam yang menekankan keseimbangan, menjadi salah satu sifat pendidikan isalm. Dalam hubungan ini Ali Khalil Abul Ainain mengatakan bahwa berdasarkan sifat manusia sebagai makhluk individualdan social, makhluk jasmani dan rohani, makhluk yang cenderung pada kebaikan dan keburukan, makhluk yang memiliki akal dan hawa nafsu, maka pendidikan islam yang berdasarkan ajaran al-Qur’an berpijak pada keseimbangandalam melakukan seluruh potensi yang dimiliki manusia secara adildan seimbang.
d.         Bersifat Rabbaniyah, yang dimaksud rabbaniyah adalah bahwa seluruh komponen pendidikan islam harus didasarkan pada nilai-nilai yang terdapat didalam al-Qur’an,  sehingga jauh dari sifat yang skularistik dan hedonistik. Seperti dalam firman-Nya yang artinya : maka hadapkanlah wajahmu dengan tulus kepada agama(Allah); (tetapkanlah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pad afitrah Allah, itulah agama yang lurus; tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahui. (Q.S ar-Rum : 30:30). Dengan demikian, maka seluruh aspek pendidiakan islam mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum, guru, dan lain sebagainya terarah kepada tujuan semata-mata untuk patuh, tunduk, dan setia kepada Allah.
e.          Bersifat Demokratis, dengan sifat demokratis pendidikan islam dapat diselenggarakan oleh siapa saja yang berkehendak untuk memajukan islam.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, tampak dengan jelas bahwa secara konseptual pendidikan islam adalah pendidikan yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh masyarakat maju
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Tulisan Khozin_99 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger